Tiga Ilmuwan Material Indonesia Terima Penghargaan dari MRS-id

Himpunan Riset Material Indonesia atau Materials Research Society of Indonesia (MRS-id) menyelenggarakan konferensi internasional di Aston Denpasar Bali, 31 Juli – 2 Agustus 2018 lalu. Pertemuan dwi tahunan ini bertema “Material untuk Keberlanjutan Energi dan Lingkungan”. Sebanyak 133 peserta dari 11 negara, di antaranya Jerman, Inggris, Jepang, dan Spanyol, telah ikut berpartisipasi pada ajang internasional ini.

Dr. Kuwat Triyana, salah satu anggota panitia konferensi sekaligus ilmuwan material dari FMIPA UGM, mengatakan MRS-id merupakan organisasi nonprofit yang memfasilitasi jejaring saintis ilmu material maju. “MRS-id mempunyai fokus untuk mendiseminasi ilmu sains dan teknologi material di Indonesia, ASEAN, Asia dan global,” kata Kuwat Triyana dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (7/8), di kampus UGM.

Kuwat menyampaikan MRS-id dalam konferensi di Bali memberikan penghargaan kepada para ilmuwan material Indonesia yang telah menunjukkan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu material. Penghargaan MRS-id tersebut dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu Materials Scientist Lifetime Achievement (MSLA), Excellent Materials Scientist (EMS) dan Young Materials Scientist (YMS).

Penghargaan MSLA diberikan kepada Prof. Subagjo, Guru Besar ITB, atas dedikasinya selama ini terhadap pengembangan material katalis untuk penyulingan minyak bumi pada industri petrokimia. Penghargaan EMS diberikan kepada Dr. Ferry Iskandar, dosen ITB, yang mendedikasikan dirinya dalam pengembangan berbagai jenis material maju untuk beragam terapan. “Terakhir, Penghargaan YMS diberikan kepada Dr. Hutomo Suryo Wasisto, dosen TU Braunschweig, Jerman, yang telah banyak meneliti devais mikro untuk berbagai aplikasi sensor,” kata Kuwat.

Selain memberikan penghargaan, kata Kuwat, pertemuan para ilmuwan tersebut juga mengundang 7 pembicara pleno, 13 pembicara utama, 95 pembicara oral, dan 45 pembicara poster, serta 3 pembicara dari industri.

Sebagai pembicara pleno, Prof. Andreas Waag dari TU Braunschweig, Jerman, memaparkan optoelektronika galium nitrida (GaN). Teknologi GaN ini menjadi teknologi utama untuk sumber cahaya. Dalam waktu tak lama lagi LED GaN skala mikro akan muncul dan menggantikan teknologi peraga LED yang ada sekarang. Para pembicara pleno lainnya adalah Prof. Kunio Ishikawa dari Kyushu University, Jepang, yang menjelaskan tentang apatit karbonat sebagai material augmentasi tulang buatan masa depan. “Selanjutnya Prof. Mikrajuddin Abdullah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengulas perilaku material granular yang mengelilingi terowongan,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.