Karya : Bagas Putra Pratama
Di Suatu Pagi Yang Cerah, Tepatnya Di Sebuah Sekolah Swasta Yang Berada Di Peanahan. Datanglah Seorang Siswa Baru. Namanya Tasya, Aku Sangat Ingat Saat Pertama Kali Dia Memperkenalkan Namanya. Tasya Berasal Dari Jakarta, Rumahnya Berada Dekat Dengan Rumahku, Dan Masih Banyak Lagi Yang Kuketahui Tentang Dirinya. Tasya Orangnya Cantik Dan Baik Hati Pula. Alasan Itulah Yang Membuatku Jatuh Cinta Padanya, Banyak Teman-Temanku Yang Menggodaku Mengenai Perasaanku Terhadap Tasya. “Ngimpi Kamu Tom, Kalau Ingin Berpacaran Dengan Tasya”Goda Robi. “Ah……..Apa Sih Kamu” Jawabku. “Bayangkan Saja Tom, Kamu Kan Berasal Dari Keluarga Yang Miskin, Sedangkan Tasya Berasal Dari Keluarga Yang Kaya Raya, Cinta Monyetmu Itu Ibarat Minyak Dengan Air Yang Tidak Akan Pernah Bisa Bersatu” Goda Robi Kembali. “Yang Aku Butuhkan Hanyalah Cinta Yang Tulus, Cinta Yang Memandang Hati Bukan Materi”Jawabku Dengan Sedikit Kesal. Setelah Kejadian Tersebut Hatiku Pun Semakin Merasa Takut. Takut Untuk Mengungkapkan Apa Yang Sebenarnya Kurasakan Tentang Perasaanku Terhadap Tasya, Mungkin Aku Merasa Takut Kalau Perasaanku Ini Bertepuk Sebelang Tangan. Aku Hanya Dapat Menuliskan Perasaan Dan Isi Hatiku Ini Dalam Sebuah Buku Diary. Memang Sedikit Konyol Kalau Anak Laki-Laki Menulis Diary. Aku Meletakkan Diaryku Di Sebuah Tempat Dikamarku Dan Hanya Aku Saja Yang Tahu. Berbulan-Bulan Kutulis Kata Demi Kata Yang Tersimpan Di Dalam Hatiku, Dan Kuungkapkan Dengan Kata-Kata. Tak Terasa Sejak Pertama Kali Aku Menulis Diaryku Sudah Setahun, Tepatnya Waktu Kelas 11 Sma, Kupendam Perasaanku Ini. Tak Terasa Sudah 2 Buku Yang Telah Terisi Penuh Oleh Perasaanku Tentang Tasya. Akupun Sedikit Demi Sedikit Berani Mengungkapkan Perasaanku Ini Kepada Tasya. Tetapi Saat Akan Ku Bicara Kepada Tasya Tentang Perasaanku Ini, Pasti Ada Halangan Yang Membuatku Tidak Jadi Untuk Mengungkapkannya. “Tasya, Bisa Kita Bicara Sebentar”Tanyaku “Oh Ya Bisa Memang Ada Apa”Jawab Tasya. “Sebenarnya Ada Sesuatu Yang Ingin Aku Sampaikan Padamu”Jawabku “Ya Ada Apa”Tanya Tasya Penasaran “Sebenarnya Aku……..Aku…….”Jawabku Terbata-Bata. Belum Sempat Aku Mengungkapkannya Datanglah Cindy, Teman Baik Tasya. “Tasya Ayo Lihat Nilai Try Out”Ajak Cindy “Ayo “Jawab Tasya “Maaf Ya Tomy Aku Harus Pergi, Aku Mau Lihat Nilaiku Dulu, Mungkin Lain Kali Ya”Pinta Tasya Padaku. “Oh Ya Gak Papa”Jawabku. Tasya Pun Meninggalkanku Dan Pergi Dengan Cindy. Akupun Berusaha Mencari-Cari Waktu Luang Untuk Dapat Mengutarakan Perasaanku Ini. Akhirnya Kudapatkan Waktu Tersebut, Tepatnya 1 Minggu Sebelum Ujian Nasional Berlangsung. “Tasya Bolehkah Aku Berbicara Padamu”Tanyaku. “Oh Ya Dengan Senang Hati”Jawab Tasya Sambil Tersenyum. “Sebenarnya Aku Ingin Mengatakannya Sejak Dulu”Kataku. “Benarkah Memangnya Apa Yang Ingin Kamu Katakan Padaku”Tanya Tasya “Aku Mencintaimu Tasya, Apakah Kau Ingin Jadi Teman Dekatku”Tanyaku Grogi. “Maaf, Aku Hanya Ingin Fokus Pada Ujianku Dulu, Kurasa Lebih Baik Kita Berteman Saja”Jawab Tasya, Tasya Pun Pergi Meninggalkanku. Sebenarnya Tasya Juga Merasa Cinta Kepada Tomy, Tetapi Tasya Tidak Berani Mengungkapkannya Karena, Setiap Kali Dia Bercerita Tentang Tomy, Teman-Temannya Merasa Tomy Tidak Pantas Untuk Jadi Teman Dekatnya Tasya. Mereka Menganggap Tomy Tidak Pantas Karena Status Sosial Keluarga Tomy. “Cindy, Menurutmu Pantaskah Aku Berpacaran Dengan Tomy”Tanya Tasya. “Apa……Dengan Tomy, Nggak Level Tasya”Jawab Cindy “Apakah Kamu Mau Berpacaran Dengan Orang Miskin”Tanya Cindy “Bagiku Yang Terpenting Bukan Status Sosial Yang Melandasi Sebuah Cinta, Tetapi Hati”Jawab Tasya. “Terserah Kamu Tasya, Kamu Lebih Memilih Sahabatmu Sendiri, Atau Tomy Yang Baru Setahun Kamu Kenal”Kata Cindy Dengan Kesal. Tasya Hanya Diam, Dan Tidak Dapat Berbuat Apa-Apa Lagi. Dia Mengorbankan Cintanya Demi Persahabatan. Dia Tidak Mengira Kalau Cinta Yang Telah Dia Pendam Harus Sirna Karena Sahabatnya, Cindy Melarangnya Untuk Berpacaran Dengan Tomy. Ujian Nasionalpun Tiba Juga, Seluruh Siswa Di Sma Tersebut Telah Mempersiapkannya Dengan Baik. Begitupun Tomy, Meskipun Berasal Dari Keluarga Yang Tidak Mampu, Tetapi Tomy Adalah Siswa Yang Cerdas Dan Selalu Rendah Hati. Tomy Selalu Memanfaatkan Waktu Luangnya Untuk Kegiatan Yang Positif. Ujian Nasional Pun Berlalu, Seluruh Siswa Merasa Lega Dan Merasa Senang Telah Melalui Masa-Masa Dimana Mereka Harus Belajar Dengan Sungguh-Sungguh. “Gimana Tasya, Soalnya Dapat Kamu Kerjakan”Tanyaku Tasya Hanya Mengangguk Dan Tersenyum Melihatku Lalu Pergi Meninggalkanku.Hatiku Merasa Sangat Hancur Kala Melihat Tasya Meninggalkanku Tanpa Menghiraukanku. Akupun Hanya Bisa Diam Dan Bersuyukur Atas Karunia Tuhan Yang Telah Diberikan Kepadaku. Aku Pun Pulang Dan Memikirkan Kembali Apa Yang Harus Kulakukan Untuk Meyakinkan Tasya Tentang Perasaanku Ini. Aku Sampai Tidak Bisa Tidur Dengan Nyenyak Karena Memikirkan Hal Tersebut. “Andai Aku Dapat Terbang, Mungkin Aku Akan Pergi Meninggalkan Kenangan Indah Yang Kulalui Bersama Tasya, Kenangan Manis Yang Masih Terbayang Di Dalam Memory Otakku, Rasa Cinta Yang Tidak Lekang Oleh Waktu, Perasaan Rindu Yang Selalu Menyelimutiku, Tetapi Mingkin Sudah Saatnya Aku Pergi”Gumamku Dalam Hati. Pengumuman Hasil Ujian Nasional Pun Tiba, Seluruh Siswa Merasa Sangat Penasaran Dengan Nilai Yang Mereka Dapatkan. Tibalah Saat Pengumuman Tomy Sebelumnya Telah Diberitahu Oleh Guru, Kalau Tomylah Yang Mendapatkan Peringkat Pertama Di Sekolah Tersebut. “Selamat Ya Tasya Kamu Dapat Rangking 2”Ucap Cindy. “Ya Makasih Cindy”Jawab Tasya “Nilaimu Berapa Tas”Tanya Cindy. “Kalau Nilai Ujianku 58,15, Hanya Terpaut 0.50 Dari Tomy Yang Mendapatkan Nilai 58.65”Jawab Tasya. “Tinggi Banget Tasya Nilaimu, Kalau Aku Sih Hanya 53,70,Sedikit Kan”Kata Cindy “Nggak Apa-Apa Cindy Yang Penting Itu Hasil Kerka Kerasmu Sendiri”Kata Tasya Menyemangati Cindy. Tetapi Tomy Tidak Hadir Dalam Pengumuman Hasil Ujian. Entah Kemana Perginya Tidak Ada Yang Tahu. Seluruh Siswa Pun Merasa Senang, Karena Mereka Semua Lulus Dengan Hasil Yang Memuaskan. Tasya Pun Bingung Dan Bertanya Mengenai Keberadaan Tomy. Sebenarnya Tasya Ingin Mengungkapkan Perasaannya Kepada Tomy Kalau Taysa Mencintai Tomy, Dan Tasya Tidak Menghiraukan Cindy. Tasya Lebih Mementingkan Perasaanya Kepada Tomy. “Hai Gus, Kamu Kan Sahabatnya Tomy, Kamu Tau Dimana Tomy Sekarang”Tanya Tasya. “Aku Nggak Tau Tas”Jawab Bagus Tasya Pun Semakin Merasa Bodoh Karena Dia Tidak Berani Mengungkapkan Apa Yang Dia Rasakan Selama Ini Tentang Tomy. Tasya Pun Bergegas Menuju Rumah Tomy, Tetapi Sayang Rumah Tomy Sudah Kosong Dan Tidak Ada Orang Di Dalamnya. Beberapa Saat Kemudian Seseorang Menghampiriku Dan Memberikanku Sebuah Surat. Orang Itu Berkata Kalau Surat Ini Merupakan Titipan Dari Tomy Sebelum Keluarganya Pindah Ke Solo. Setelah Mengetahui Kalau Tomy Telah Pergi Meninggalkan Dirinya. Hati Tasya Semakin Bertambah Hancur. Dia Berpikir Telah Membuang Kesempatan Yang Telah Tomy Berikan, Dia Hanya Gengsi Mengakui Kalau Dia Sebenarnya Suka Dengan Tomy. Tasya Pun Pulang Ke Rumah Dengan Membawa Surat Yang Ditinggalkan Oleh Tomy. Tasya Pun Membaca Suratnya Sambil Menitihka Air Mata. Isi Surat Yang Tomy Berikan Untuk Tasya : Dear, Tasya Waktu Trus Berjalan, Tahun Cepat Berlalu Saat Ini Kau Harus Langkahkan Kakimu Menuju Massa Yang Ada Didepanmu Jangan Goyah, Akan Hari Depanmu Hapus Keraguan Dan Kuatkan Iman Terima Kasih Sudah Menjadi Teman Baiku Terima Kasih Sudah Menjadi Sobat Karibku Terima Kasih Sudah Menjadi Bagian Dari Jalan Hidupku Maafkan Semua Kesalahanku Maafkan Segala Kekuranganku Tak Ada Yang Mesti Ditangisi Karena Aku Tidak Akan Jauh Teman, Sahabat, Tetaplah Mengingat Setiap Kenangan Indah Yang Telah Kita Lewati Maaf Kalau Aku Pergi Tidak Memberitahumu, Karena Aku Harus Pergi……………….