poster-ayat-ayat-cinta-2

Hari ini adalalah hari keenam penayangan film Ayat-Ayat Cinta 2. Seperti dugaan, film ini menyedot banyak perhatian. Hari pertama peluncuran, film yang disutradarai Guntur Soeharjanto ini sudah meraup 200.000 penonton. Kemudian pada hari kelima penayangan telah meraup lebih dari satu juta penonton. Tak ayal, bila film ini diharapkan dapat melebihi jumlah penonton pada Ayat-Ayat Cinta pertama, yaitu 3,8 juta penonton.

Saya merupakan satu diantara 200.000 penonton pada hari pertama. Saya sempat kecewa karena tidak berhasil ikut acara screening yang diadakan di salah satu mall di Jogja beberapa waktu lalu. Saya bertekad untuk menonton pada hari pertama. Yah! Saya berhasil mewujudkannya! Walaupun harus antre banyak banget.

Sebelum menonton ini, saya telah selesai membaca novelnya. Review novel dapat dibaca di sini. Besar ekspektasi saya terhadap film ini. Saya berharap filmnya akan sebagus novelnya yang mampu membuat saya senyum-senyum dengan akhir ceritanya yang manis.

Saya tahu bila novel dan film adalah dua karya seni yang berbeda proses pembuatan dan bentuk jadinya. Tapi entah kenapa saya sulit untuk memisahkan keduanya. Mohon maaf bila dalam postingan ini nanti terdapat bagian yang membandingkan antara novel dan filmnya.

Akting dan Karakter Tokoh

Dalam film ini entah kenapa tokoh-tokohnya terasa lebih manusiawi dibanding ketika saya membaca novelnya. Terutama Fahri. Dalam film ini, nggak ada Fahri yang sempurna tanpa cacat. Fahri bisa merasa gugup, bimbang, dan tingkahnya kadang mengundang tawa. Memang dia masih super baik hati bak malaikat. Tapi di film ini, ditunjukan karakter lain yang membuatnya tambah lebih manusiawi.

Akting semua tokoh dalam film ini memang tak dapat diragukan lagi. Dibintangi oleh aktor dan aktris top, tentu akan membuat film ini memiliki kualitas tinggi. Akting Fedi Nuril, Tatjana Saphira, Chelsea Islan, dan Dewi Sandra sangat saya apresiasi. Mereka memainkan karakter mereka dengan baik! Salut! Apalagi Pandji, Arie Untung yang membuat film ini terasa semakin lengkap. Di film ini ada dua pemain yang berasal dari Malaysia loh, yaitu Nur Fazura dan Bront Palarae.

Original Soundtrack

Siapa yang masih ingat dengan OST Ayar-Ayat Cinta 1? Bukankah lagunya masih terngiang di kepala hingga sekarang?

Saya yakin hal itu juga akan terjadi pada film kedua ini. Suara merdu Rossa, Krisdayanti, Isyana, dan Raisa bergantian mengisi backsound saat film di putar. Lagu-lagunya bagus dan diputar pada bagian yang sesuai dengan yang tokoh alami. Kabarnya, masing-masing dari lagu ini mewakili perasaan tokohnya.

Bulan Dikekang Malam dari Rossa mewakili perasaan Sabina. Masih Berharap dari Isyana mewakili perasaan Hulya. Ayat-Ayat Cinta 2 dari Krisdayanti mewakili Keira. Saya kurang paham kalau Teduhnya Wanita milik Raisa mewakili karakter yang mana, hehe. Mungkin menggambarkan seluruh wanita yang ada di film ini ya?

Saya suka sekali dengan original sountracknya. Masih Berharap dan Bulan Dikekang Malam menjadi favorit saya!

Penuh dengan Emosi

Saat menonton Ayat-Ayat Cinta 2 kalian bisa merasakan berbagai emosi disajikan dalam satu film. Kalian bisa tertawa dengan tingkah laku Hulusi dan Misbah. Mereka berdua ini benar-benar pemecah suasana. Bahkan saat-saat yang serius dapat berubah kocak saat ada mereka berdua.

Kalian juga bisa menangis pada klimaks filmnya. Namun untuk saya, klimaks itu kurang mengena. Perasaan Sabina saat pernikahan Hulya dan Fahri kurang sampai pada saya. Padahal saya tahu betul bahwa itu adalah klimaksnya. Bagaimana sakitnya hati Sabina, saya tidak bisa merasakannya. Di saat penonton yang lain mungkin menangis, saya malah bengong, haha.

Selain itu, kalian juga bisa marah dan kesal pada tokoh Keira dan Jason. Mereka ini  pembenci islam tahap kronis. Apalagi di film ini, akting Chelsea sangat bagus. Saya bisa merasakan betapa dia sangat membenci islam. Saat dia meneriakkan kalau dia benci islam, paling favorit. Wuh, dapet banget dah marahnya.

Alur Kurang Halus dan Kurang Logis

Saya merasa bahwa alur di film ini berjalan kurang halus. Untuk saya yang sudah membaca novelnya, mungkin bisa memahami maksud dari bagian-bagian yang ditayangkan. Tapi bagi yang belum membaca novelnya, saya rasa akan sulit memahami.

Perubahan karakter Jason terasa sangat terburu-buru. Dia yang sangat membenci Fahri, tiba-tiba berubah baik hanya dengan sekali pertemuan singkat dengan Fahri. Pun dengan Keira. Anehnya, Keira malah mengucapkan sesuatu yang sangat kontradiktif dengan dirinya yang sangat membenci islam, menjelang akhir film. Saya pikir ini sangat aneh dan membuat film ini kurang logis.

Ada yang lebih aneh lagi dan masih saya pertanyakan sampai sekarang. Kenapa Fahri tidak bisa mengenali Aisha? Padahal Aisha adalah istri yang sangat dicintainya. Sebenarnya ini yang sangat mengganggu saya selepas menonton film ini. Ya, wajahnya rusak. Tapi hanya sebagian. Saya pikir seorang suami yang baik seharusnya sangat mengetahui dan mengenal istrinya, baik itu rasa masakannya, tingkah lakunya, dan… matanya.

Seharusnya sebelum ketahuan, dikasih tahu dulu bahwa Fahri merasakan ada sesuatu yang membuat Fahri ini teringat pada istrinya saat melihat Sabina. Di novel, bagian ini dicantumkan, jadi saya nggak begitu mempermasalahkannya. Tapi di film sama sekali nggak ada tanda-tanda Fahri mengenali ‘sesuatu’ dari Sabina. Jatuhnya, cerita ini jadi kurang logis dan maksa banget.

Kesimpulan

Terlepas dari kekurangan itu, Ayat-Ayat Cinta 2 ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton. Film ini bisa membuka mata kita bahwa diluar sana, Islam masih dipandang sebagai agama teroris dan itu perlu diluruskan. Bahwa di luar sana (mungkin) masih ada sosok seperti Fahri. Bahwa yang namanya jodoh itu pasti ketemu walaupun kisahnya rumit nggak ketulungan.

Oh iya, mohon maaf bila review ini spoiler banyak. Saya tadinya nggak mau posting ini. Tapi tangan gatel banget ingin posting. Yup! Satu tips untuk kalian yang ingin menonton film yang diadaptasi dari novel, saya sarankan jangan membaca novelnya sebelum menonton filmnya. Karena itu akan membuat kalian berekspektasi tinggi, sehingga nggak nyaman saat menonton film seperti yang saya rasakan. Rasa ingin membanding-bandingkan itu selalu ada sepanjang film diputar.

Selamat menonton Ayat-Ayat Cinta 2!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.