Dosen UGM Mengikuti Worskhop Energi Terbarukan Australia Indonesia Centre

 

Dosen UGM Mengikuti Worskhop Energi Terbarukan Australia Indonesia Centre

Pada 18-21 Juli lalu, Ahmad Agus Setiawan, S.T., M.Sc., Ph.D., dosen Fakultas Teknik UGM, mendapat kesempatan untuk menghadiri Workshop AIC Energy Cluster di Australian National University dan Monash University. Dengan tema Indonesian Renewable Energy related issues, acara ini merupakan pemaparan hasil penelitian pada fase sebelumnya, sekaligus merencanakan kolaborasi penelitian selanjutnya.

Selain Agus,  terdapat dua delegasi dari Indonesia lainnya, yaitu Dr. Retno Gumilang Dewi dari Institut Teknologi Bandung dan Dr. Ulfah Juniarti Siregar dari Institut Pertanian Bogor sebagai focal point bersama dengan peneliti kolaborator. Sementara dari Australia-Indonesia Centre (AIC) hadir Helen Fletcher-Kennedy, selaku Chief Operating Officer. Selain itu, sebagai tuan rumah, hadir Professor Ken Baldwin, selaku Direktur The ANU Energy Change Institute & ANU Public Policy Fellow.

Acara dimulai dengan kunjungan dan diskusi bersama peneliti. Dr Nathan Steggel, penggiat energi terbarukan di Windlab. Nathan dalam kesempatan itu menyampaikan perkembangan Australia yang sudah mencapai target 20% Renewable Energy mix tahun ini. “Hal lebih awal dari target semula, yaitu tahun 2020,” ujarnya.

Selanjutnya, agenda dilanjutkan dengan kunjungan dan diskusi di fasilitas laboratorium Solar Thermal Group di ANU. Topik yang diangkat yaitu tentang kebaruan terkini serta capaian penelitian mereka yang menjanjikan untuk mendukung energi terbarukan.

Pada workshop ini, Dr. Ahmad Agus Setiawan berkesempatan menyampaikan rencana proyek riset setahun ke depan berjudul Renewable Energy Development in Indonesia: Technology & Policy to Target Villages Electrification & Border Line with Neighboring ASEAN countries.

Ia berharap kajian berbasis sains dan teknologi ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah Indonesia dalam rangka mengejar target pemanfaatan energi terbarukan sebanyak 23% dari total energi pada tahun 2025. “Kita bisa belajar juga dari yang telah dilakukan oleh Australia selama ini,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.