Pemilwa UGM 2018 : Tak kenal maka tak sayang

Bhismo: Merajut Rasa

Jembatan yang dibangun oleh BEM KM UGM antara aksi pengabdian dan asa mahasiswa terjalin dalam visi Bhismo. Calon nomor urut 1 yang berasal dari Fakultas Pertanian ini memiliki visi menjadikan BEM KM UGM sebagai rumah pengabdian untuk Indonesia berbudaya. “Kita membawa budaya Indonesia, dalam diri kita memiliki budaya bangsa,” jelas Bhismo. Misi pertama Bhismo adalah menjadikan BEM KM UGM sebagai pohon yang berbuah manis. Dalam artian kita tidak hanya mengakar kuat dan menjulang tinggi, tetapi juga menghasilkan buah yang manis dalam bentuk aksi yang nyata. Misi keduanya ialah menjadikan BEM KM UGM sebagai rumah bersama. Ia hendak mewujudkan internal BEM KM UGM saling merajut rasa agar memiliki rasa rindu untuk pulang. Di sisi eksternal, Bhismo menaruh harap agar BEM KM UGM dapat mendatangi program studi hingga individu untuk mengetahui keresahan yang dimiliki. Misi ketiga yakni menjadikan BEM KM UGM sebagai rumah pengabdian. Aksi yang dilakukan adalah menghubungkan bentuk pengabdian dengan lembaga bersangkutan, formal maupun informal sesuai passion. “Kita akan lebih luwes berbagi rasa ketika berkumpul di tempat yg kita sukai,” jelas Bhismo. Misi terakhir ialah menjadikan BEM KM UGM mozaik dari Indonesia berbudaya dengan wawasan nusantara yang mendunia. Salah satu aksi yang hendak dicapai adalah dengan bergabung dengan forum BEM ASEAN.

Najmi: UGM Punya IDE

Najmi sebagai calon nomor urut 2 mengatakan bahwa BEM bukan hanya organisasi politik, melainkan juga wadah kreativitas bagi mahasiswa. Visi Najmi hadir dalam bentuk “IDE”. IDE adalah semangat dari tiga poin utama. Pertama adalah adaptasi dengan era. Wujud eksistensi mahasiswa ketika berpihak pada masyarakat tidak hanya turun ke jalan, tetapi dengan ikut konferensi dan lomba. Kedua adalah pendekatan. Ketika dekat, kita akan tahu apa yang terjadi dengan masyarakat. Menurut Najmi, BEM KM UGM dirasa belum menjadi lembaga yang dekat ke setiap fakultas hingga jurusan. Silaturahmi harus dilakukan dengan melibatkan seluruh ranah. Pengemasan silaturahmi dilakukan dengan inovasi untuk membantu terwujudnya aspirasi mahasiswa dan didapatkannya timbal balik. Ketiga adalah elaboratif. Elaborasi dilakukan untuk menggandeng komitmen semua elemen universitas hingga melahirkan sebuah kontribusi. Terdapat tiga misi yang diusung oleh Najmi, yakni mendengar suara dari seluruh elemen mahasiswa, merajuk sinergi dalam upaya membangun fondasi dalam sebuah organisasi, dan melahirkan karya nyata sebagai bentuk kontribusi. Keenam visi dan misi dari Najmi terkemas dalam program unggulan Najmi yakni “satu layanan mahasiswa untuk UGM” atau yang disebut Salam UGM. Najmi pun sudah memiliki akun instagram @ugmpunyaide sebagai platform layanan advokasi mahasiswa.

Fathur: Senandung Harapan

“Senandung harapan” hadir untuk membangkitkan harapan mahasiswa dan memandang optimis Indonesia yang percaya dengan berbagai jenis peran mahasiswa. “Pergerakan mahasiswa itu beragam dan kita harus menjadi wadah bagi berbagai macam gerakan,” terang Fathur. Ia membawa satu visi dan lima misi yang dikemas dalam lima kata kunci. Untuk meningkatkan daya saing mahasiswa UGM, Fathur ingin menjadikan BEM KM UGM sebagai ruang pengembangan diri dan memiliki beragam aksi untuk mewujudkan Indonesia yang berdaya. Ruang pengembangan diri adalah manifestasi dari fungsi pembelajaran BEM KM UGM untuk menjadi tempat belajar yang maksimal bagi mahasiswa. Kelima misi Fathur berupa “professional management”, maximum service, preparing future”, intellectual movement”, “empowering people”, dan “student unite”. Tiga program unggulan Fathur untuk menopang kelima misinya adalah Gama Thoughts yakni ruang berbagi ide, Innovative Meeting (iMeet) yakni mengumpulkan mahasiswa yang memiliki minat atau bakat yang sama, dan Intelektual Muda untuk Negeri (IMUN) yakni proses latihan untuk meningkatkan kepemimpinan.

Terdapat variasi rencana kerja para calon dalam satu bulan jika mereka terpilih. Agenda Fathur dalam satu bulan awal ialah membangun komunikasi dengan lembaga mahasiswa dan lembaga di tataran universitas. Lembaga yang dimaksud termasuk pengampu kebijakan dan pusat studi yang akan digaet untuk mengkaji isu-isu strategis. Fathur akan fokus ke tahap planning dengan penetapan Grand Design dan kabinet. Di sisi lain, Najmi ingin menghadirkan pentas yang melibatkan seluruh segmen mahasiswa. Pagelaran diharapkan dapat mencerminkan salah satu citra kampus UGM yaitu kerakyatan dengan menampilkan karya mahasiswa yang beragam. Satu bulan pertama Bhismo hampir serupa dengan Fathur yakni membangun fondasi dan hubungan dengan pihak di luar BEM KM UGM. Bhismo pun menekankan akan perekatan hubungan internal BEM KM UGM.

Hal menarik turut diungkapkan ketiga calon mengenai sudut pandang mereka terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dalam kancah politik kampus pada kesempatan TDF di FEB Jumat (2/9) lalu. “Temen-temen FEB ini basically orang yang aktif, cuma aktifnya dimana itu beragam. Jadi, aku melihat butuhnya partisipasi yang lebih aktif lagi di ranah kampusnya,” ungkap Najmi. Najmi mengakui adanya partisipasi aktif mahasiswa FEB dalam lomba atau event. Terselip pesan dari Najmi agar kesadaran terhadap BEM KM UGM sebaiknya ditingkatkan. Dari sudut pandang Fathur, mahasiswa FEB memiliki karakteristik yang milennial seperti keengganan untuk terikat dalam waktu yang lama sehingga lebih memilih event dan perlombaan. Menurut Fathur, BEM KM UGM harus dapat mewadahi minat agenda tentatif agar dapat meraup pasar yang lebih luas. Setuju dengan perkataan Najmi dan Fathur, Bhismo menambahkan bahwa jika ingin meningkatkan kepedulian mahasiswa FEB terhadap politik di kampus, bisa dihadirkan sesuatu yang menarik dan berkembang sesuai zaman.”

Sumber : http://wartaeq.com/menajamkan-pilihan-jelang-pemilwa-kenali-sosok-capresma-ugm-2018/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.