Sebagai seorang pengajar IELTS, saya sering mendengar beberapa ‘fakta’ yang cukup mencengangkan mengenai tes IELTS. Acapkali saya selalu mendengar mitos yang sama, dan berikut adalah 10 yang paling sering didengungkan.

Mitos-mitos berikut tidak hanya tidak benar, namun mereka dapat membahayakan. Terlepas dari memiliki kompetensi berbahasa Inggris serta mengerjakan tes dengan bagus, Anda juga perlu mengetahui sistematis tes tersebut dan mengerti apa yang diinginkan oleh para pemeriksa—examiner, agar dapat memperoleh hasil yang bagus. Apabila Anda tidak memiliki informasi yang akurat mengenai tes tersebut, Anda bisa jadi malah akan membuat kesalahan yang seharusnya tidak Anda lakukan dan justru akan mendapat skor yang lebih rendah.

1. Hanya ada satu jawaban yang benar di bagian speaking

 

Banyak murid-murid saya berpikir bagian Speaking di tes IELTS memiliki sistematis yang sama dengan tes Matematika. Kenyataannya, tidak ada satu pun jawaban yang benar atau pun salah—setidaknya dalam hal isi jawaban. Si examiner akan mengevaluasi Anda berdasarkan berdasarkan 4 kriteria berikut saja, dan tidak ada kriteria tambahan selain yang di bawah ini:

  • Fluency & coherence—kefasihan & susunan jawaban
  • Lexical resource—kosakata & pembentukan kalimat
  • Grammatical range and accuracy—Grammar dan struktur kalimat
  • Pronunciation—pengucapan

Silahkan cek band descriptor untuk Speaking di sini.

Bisa jadi saja ada lima murid yang memberikan lima jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama dan masih mendapatkan skor yang tinggi.

Banyak sistem sekolah yang mengajarkan murid-muridnya sejak dini bahwa untuk menjawab satu pertanyaan dengan benar hanya ada satu jawaban yang tepat. Namun di tes IELTS tidak demikian halnya, baik untuk bagian Speaking ataupun Writing, dan ada banyak jawaban yang dapat dianggap ‘benar.’

2. Para examiner—pemeriksa harus menyetujui opini saya

Tes IELTS bukanlah tes pengetahuan ataupun tes untuk beropini—tes IELTS merupakan tes Bahasa Inggris. Si examiner bisa saja tidak setuju dengan semua opini yang telah Anda kemukakan dan masih saja Anda mendapatkan skor 9 di tes Speaking. Kok bisa?

Karena tugas seorang examiner adalah menilai kemampuan Anda dalam berbicara dan menulis di dalam Bahasa Inggris, dan bukannya untuk setuju atau tidak setuju dengan Anda. Di tes IELTS, kemukakan saja hal-hal yang Anda ingin kemukakan dalam tulisan dan percakapan Anda senyaman mungkin, dan Anda tak perlu mengkhawatirkan opini atau perasaan si examiner.

Lagi-lagi, ketakutan semacam ini seringnya berasal dari sistem sekolah tradisional yang seringkali mengharuskan para murid untuk menyetujui opini para pengajar, sementara pemikiran yang independen dan kritis biasanya tidak dihimbau. Dalam tes IELTS yang berlaku justru sebaliknya.

3. Lebih mudah mengambil tes di beberapa testing centre dibandingkan dengan tempat lainnya.

Semua testing centre memiliki standar yang sama dan kesemuanya akan menilai Anda menggunakan kriteria yang sama. Anda akan memiliki peluang yang sama dalam mendapatkan skor yang memang sesuai dengan kemampuan Anda di test centre manapun. Para examiner IELTS biasanya menjalani banyak-banyak training demi memberikan skor yang paling sesuai bagi semua peserta. Mereka juga diawasi oleh examiner yang lebih senior dan hasil kerja mereka selalu dievaluasi secara berkala.

IELTS adalah tes standardisasi dan karenanya tidak ada perbedaan antara centre yang satu dengan yang lain di seluruh dunia. Inilah salah satu alasan mengapa hasil tes IELTS di terima di banyak universitas-universitas top di seluruh dunia. Apabila tes ini tidak berstandar dan tidak dapat dipercaya, tidak ada satu universitas pun yang akan menerima hasilnya.

4. Beberapa examiner lebih ‘baik hati’ dalam memberikan nilai daripada yang lain

Ini pun adalah mitos dikarenakan alasan yang sama. Apabila seorang examiner terlalu ‘berbaik hati’ atau pun justru terlalu sadis, mereka akan kehilangan pekerjaan mereka. Penentu dari skor yang Anda dapatkan adalah Anda sendiri, dan bukan si examiner ataupun centre-nya.

Banyak murid yang komplain ke saya bahwa mereka tidak mendapatkan skor yang tinggi karena si examiner tidaklah bersahabat atau tidak menyukai para murid secara pribadi. Namun perlu diingat bahwa tugas para examiner ini adalah untuk memberikan skor yang akurat kepada Anda, dan bukannya untuk berkawan dengan Anda. Mereka memang seharusnya ramah, tapi apabila mereka tidak terus-menerus tersenyum pada Anda, itu karena mereka sedang berkonsentrasi pada hal yang sedang mereka kerjakan dan bukan karena mereka tidak menyukai Anda.

5. Saya dapat belajar beberapa trik untuk ‘mengakali’ tes IELTS

Banyak sekolah dan website-website membuat klaim bahwa mereka mampu memberikan garansi bahwa Anda pasti akan mendapat skor yang tinggi dengan cara mengajari trik-trik untuk ‘mengakali’ tes IELTS. Ini sangatlah tidak benar dan perusahaan-perusahaan ini kemungkinan lebih berkeinginan untuk menguras dompet Anda daripada membantu Anda mendapatkan skor yang lebih tinggi. Apabila Anda melihat sesuatu semacam ini, Anda harus berhati-hati.

Ada sekolah-sekolah dan website yang akan menawarkan Anda saran-saran yang memang jitu, tapi tidak ada satu pun cara untuk ‘mengakali’ tes IELTS. Pastikan Anda hanya mencari tutor atau pergi ke tempat kursus yang telah direkomendasikan oleh teman-teman Anda.

6. Saya hanya perlu mempelajari IELTS saja untuk mendapatkan skor yang tinggi

Ini mungkin merupakan kesalahan terbesar yang dibuat oleh para murid. Mempelajari tes IELTS dan berlatih memang sangatlah penting, namun kemampuan berbahasa Inggris Anda sendiri jauh lebih penting. Apabila Anda belum mendapatkan skor yang Anda perlukan, mungkin Anda memang masih perlu memperbaiki Bahasa Inggris Anda sendiri dulu sebelum mengambil tes berikutnya.

Saya selalu menyarankan kepada murid-murid saya untuk memperbaiki Bahasa Inggis mereka terlebih dahulu sebelum memulai mempersiapkan tes IELTS. Setelah kompetensi Anda berada pada level yang sesuai, Anda dan meningkatkan kompetensi Anda dalam menghadapi tes dan mempelajari tes tersebut.

Pada umumnya, murid-murid perlu menempuh setidaknya 200 jam pembelajaran yang terbimbing untuk menaikkan bahkan hanya satu level band skor saja, namun ada juga mereka yang terkadang dapat melakukannya dalam waktu yang lebih singkat. Pastikan Anda berkonsultasi dengan para pengajar yang tepat.

7. Saya perlu mempelajari kosakata yang rumit dan canggih dan menggunakannya di dalam tes Writing nanti

Para examiner IELTS biasanya sudah hafal ketika melihat kosakata-kosakata rumit yang dimasukkan di dalam esai para murid; biasanya mereka melakukan ini untuk membuat para examiner terkesan. Namun kalau Anda melakukan ini, terkadang kalimat Anda justru terlihat tidak alami, dan nilai Anda di bagian coherence and cohesion biasanya justru akan turun.

Tentu saja Anda perlu menunjukkan kekayaan kosakata yang Anda miliki, namun Anda perlu melakukan ini sesuai dengan pengertian Anda sendiri. Mempelajari banyak-banyak kosakata rumit dan memasukkannya ke dalam esai Anda secara asal tanpa benar-benar mengerti penggunaan kata yang tepat justru akan mengakibatkan masalah untuk Anda.

Apabila Anda tidak 100% yakin akan penggunaan sebuah kata, maka jangan nekat. Anda harus mengerti penuh bukan hanya arti dari sebuah kata, tapi juga variasi bentuk kata yang ada, kolokasi dan sinonim kata tersebut.

8. Saya tidak boleh meminta examiner di tes Speaking untuk mengulang pertanyaan

 

Tes Speaking bukanlah tes Listening, dan karenanya Anda boleh-boleh saja bertanya pada examiner dan meminta mereka untuk mengulang pertanyaan yang ada. Bahkan native speaker pun sesekali perlu meminta lawan bicaranya untuk mengulangi kata atau kalimat yang diucapkan dari waktu ke waktu. Anda pun dapat menanyakan arti kata yang ada namun tidak lebih dari satu kata per pertanyaan. Jangan menyalahgunakan hak istimewa ini; hanya gunakan apabila Anda memerlukannya.

 

Seorang murid saya pernah berhadapan dengan examiner yang memiliki aksen Skotlandia, dan ia mengalami kesulitan memahami examiner tersebut. Ia tidak pernah mendengar orang Skotlandia berbicara sebelumnya dan ini benar-benar membuatnya patah semangat. Namun bukannya meminta examiner untuk mengulang pertanyaannya, ia justru tidak berkata apa-apa. Pastikan Anda tidak melakukan ini di tes nanti.

9. Saya perlu memiliki aksen British atau Amerika untuk mendapat skor tinggi di tes Speaking

By Evans Diaz

Banyak murid yang tidak memiliki aksen Inggris ataupun Amerika mendapatkan skor 9 di tes Speaking setiap hari.

Ketika murid-murid bertanya pada saya mengenai cara berbicara dengan aksen British, saya akan bertanya balik, “Aksen yang mana?” Ada ratusan aksen British dan tak satupun akan membantu Anda mendapatkan skor yang lebih tinggi.

Kompetensi berbicara dalam Bahasa Inggris tidak ada hubungannya dengan aksen Anda. Kompetensi ini berfokus pada seberapa mudah Anda dapat dimengerti oleh lawan bicara Anda, karenanya Anda akan dinilai justru dari seberapa jelas pengucapan Anda berdasarkan pelafalan, termasuk diantara penekanan kalimat, intonasi, tautan kata, dan volume suara. Konsentrasilah pada poin-poin tersebut dan bukan pada bagaimana agar Anda dapat terdengar seperti Ratu Inggris.

10. Akan lebih baik apabila kita memiliki struktur grammar yang bervariasi daripada tidak memiliki kesalahan apapun

 

Sehubungan dengan grammar, dalam tes Writing Anda akan dinilai berdasarkan dua hal ini:

– kemampuan menggunakan struktur kalimat yang bervariasi, dan

– kemampuan menulis kalimat-kalimat yang bebas dari error

Masalahnya adalah, semakin bervariasi struktur yang Anda gunakan, semakin besar pula peluang Anda untuk membuat error. Namun di sisi lain, dengan menggunakan strategi untuk tetap ‘aman,’ dan hanya menggunakan struktur yang membuat Anda nyaman, Anda justru akan mengurangi variasi struktur kalimat yang Anda gunakan.

Menurut saya, Anda lebih baik menggunakan grammar yang Anda kuasai dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang cenderung Anda buat, daripada berusaha memasukkan variasi tenses dan struktur grammar. Kesalahan-kesalahan yang ada justru akan menurunkan skor Anda daripada kurangnya variasi struktur grammar yang kompleks. Apabila Anda berfokus pada semua bagian lain di dalam tes IELTS, struktur kalimat komples, termasuk diantara klausa conditional dan anak kalimat, akan muncul dengan alami.

 

(Sumber: IELTS Advantage)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.