Ceritaku dimuai sejak aku berumur 5 tahun, ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di bangku sekolah dasar ( SD ). Pada saat itu semua siswa baru diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri didepan kelas, mulai dari nama, tanggal lahir, alamat, hobby, dan cita-cita. Untuk anak seusiaku pasti jawabannya akan sama, kalau tidak dokter ya guru. Itulah mengapa aku pada saat itu berbicara dengan lantang cita-citaku ingin menjadi dokter. Seiring dengan berjalannya waktu, saya yakin untuk mewujudkan mimpi saya tersebut. Tetapi pada suatu ketika orang tua saya berkata kepada ku, kalau kamu yakin jadi dokter maka kendalikan dulu ketakutanmu terhadap mayat. Jujur waktu kecil aku sangat takut sekali dengan yang namanya mayat, rasanya seperti takut kalau lihat ada orang yang habis kecelakaan. Sejak saat itulah, saya memutuskan untuk tidak ingin menjadi dokter. Tetapi orang tua member usulan kepadaku, kalau dokter kan bukan hanyak dokter umum saja, masih ada dokter gigi.

Seiring dengan berjalannya waktu, tibalah saya memasuki jenjang SMP dan SMA, pada saat SMA inilah pikiranku mulai terbagi dengan berbagai hal, mulai dari pelajaran, organisasi, dan tentunya masa depanku. Sejak kelas X, saya pun sudah membuat pola rancangan masa depan saya. Banyak cita-cita yang ingin saya gapai, mulai dari mendapat rangking pertama,bergabung di berbagai organisasi di sekolah,  kuliah di UKSW Salatiga, kuliah di Universitas Gadjah Mada ( UGM ), menjadi fotografer, keliling luar negri, pokoknya banyak cita-cita yang ingin saya wujudkan dimasa mendatang. Di kelas X, SMA N 1 Welahan sudah menerapkan kurikulum 2013 ( K-13 )yang artinya kelas X sudah harus dilaksanakan pemilihan program jurusan, baik jurusan IPA, IPS, maupun Bahasa. Saat itulah aku mulai menetapkan pilihanku pada program IPA, karena disamping aku suka dengan mata pelajaran Biologi, aku juga lebih suka pelajaran menghitung daripada menghafal. Pada saat awal masuk SMA, siswa yang diterima langsung diberi tes IQ, untuk mengetahui gambaran kerja yang cocok untuk diri kita, hasil tes IQ ku menunjukkan kalau aku lebih cocok jadi peneliti dan dokter. Dari sinilah aku dapat mengetahui cita-cita apa yang cocok untukku. Sempat teringat kembali masukan dari orang tua, kalau kamu takut mayat tapi pengen jadi dokter, ya ambil dokter gigi saja. Lalu saya mulai yakinkan pada diri saya saya yakin memilih dokter gigi. 2 tahun aku jalani disekolah dengan motivasi yang tinggi untuk mengejar mimpiku tersebut. Terlebih untuk menjadi mahasiswa kedokteran pasti butuh perjuangan yang lebih karena bukan hanya kepintaran otak yang dipergunakan, tetapi juga mental yang harus kita miliki. Menginjak kelas XII, aku berfikir kenapa waktu berjalan begitu cepat, meskipun secara pengetahuan aku sudah siap, tetapi secara mental aku sangat jauh dari kata siap. Aku pun memikirkan kembali kalau aku ini ingin jadi apa kelak, sampai-sampai aku tidak dapat tidur memikirkan hal tersebut. Tetapi sebuah ide muncul dari fikiranku, dan kenapa baru sekarang ide tersebut muncul, tidak dari dulu. Dari sinilah saya mengetahui Passion saya, saya pun sudah mengerti kelak saya akan jadi apa, jawabannya dokter hewan, mengapa dokter hewan, karena sejak kecil saya memang ingin jadi dokter dan juga saya memang penyayang binatang, saya tidak takut dengan segala jenis binatang, mulai saat itulah titik terang dalam kehidupan saya mulai terbuka.

Waktu berjalan begitu cepat tibalah saat-saat mendaftar perguruan tinggi negri ( PTN ), memalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negri ( SNMPTN ) atau biasanya disebut senamptn, waktu-waktu ini saya gunakan untuk konsultasi dengan orang tua dan dengan guru BK. Orang tua pun bertanya, SNMPTN nanti mau ambil apa, dengan lantang aku menjawab dokter hewan, tetapi reaksi pertama yang ditunjukkan ayahku tidak seperti yang aku bayangkan. Ayahku sangat marah dan kecewa dengan pilihanku, karena dia merasa pekerjaan dokter hewan tidak menjanjikan, ayahku mengatakan kalau kamu nggak bisa jadi dokter umum, ya jadi dokter gigi, karena peluangnya besar dan banyak dibutuhkan pula dimasyarakat. Tetapi ibuku mendukungku, ibuku berpendapat jalani hidupmu dengan Passionmu dan keinginanmu semua hal pasti akan berjalan indah pada akhirnya, tetapi tetap saja ayahku tidak setuju aku mengambil kedokteran hewan. Setelah terjadi penolakan dari ayah, akupun semakin bingung ingin jadi apalagi aku ini, semula titik terang yang telah terbuka agak lebar, tiba-tiba ditutup kembali rapat-rapat oleh ayahku. Padahal dalam waktu dekat ini akan segera dilaksanakan SNMPTN, saya pun segera berkonsultasi kepada guru BK, kalau keluarga menginginkan saya masuk di prodi Pendidikan Dokter GIGI, pihak sekolah pun menawari beberapa pilihan universitas, seperti Universitas Indonesia, universitas gadjah mada, universitas diponegoro, dll.

Saya pun teringat kembali akan mimpi saya kelas X, kalau saya ingin melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada ( UGM ), disamping pendidikan dokter gigi, pihak sekolah juga menyarankan saya untuk mengambil teknik infromatika, karena saya bisa dalam hal komputerisasi. Dan pada akhirnya pilihan saya saat SNMPTN, Pendidikan Dokter GIGI UGM, Pendidikan Dokter GIGI UNDIP, dan Teknik Informatika UNDIP, saya pun memiliki keyakinan yang besar dapat diterima pada jalur SNMPTN, karena melihat grafik nilai saya yang meningkat dari semester 1 sampai semester 5. Waktu satu bulan menunggu pun berlalu, tibalah saat-saat pengumuman hasil SNMPTN, waktu itu pengumumannya dimajukan, dari yang semula tanggal 11 mei menjadi 9 mei pukul 13.00 WIB, saya pun menunggu dengan rasa optimis, diselingi dengan do’a saya pun membuka hasilnya, berharap suatu kabar baik akan muncul pada layar monitor saya, tetapi hasilnya sebaliknya, saya gagal dalam SNMPTN. Hal ini membuat saya merasa sedih, kecewa, dan marah juga. Tapi yang paling aku sesali adalah karena aku buka pengumuman itu disamping ayah, dan ibuku, jadi aku juga ngerasakan kesedihan yang dirasakan mereka juga. Waktu itu sempat putus asa, merasa tidak berguna, ingin nangis, pokoknya waktu itu aku depresi sekali melihat warnah merah dan tulisan mohon maaf anda tidak lulus seleksi SNMPTN.

Namun akhirnya aku sadar, impianku bukan Cuma buat diriku sendiri, tetapi juga untuk banyak orang. Aku ingin membuat mereka yang berharga buatku tersenyum bangga kepadaku. Akhirnya aku mulai bangkit dengan dukungan dari orang-orang yang berharga buatku itu. Ibuku berkata padaku untuk jangan menyerah karena ketika kehidupan menumbangkanmu kau selalu punya 2 pilihan, mau menyerah, berhenti dan meratapinya atau kau ingin belajar darinya dan melanjutkan hidupmu. Dan aku memilih yang kedua, belajar darinya dan melanjutkan hidupku. Akupun merasa kalau ini merupakan sebuah pertanda kalau TUHAN menciptakan saya bukan untuk menjadi seorang dokter gigi, melainkan yang lain.

Akupun teringat kembali akan pilihanku sebelumnya, yaitu kedokteran hewan. Aku berada dalam masa-masa sulit, mau belajar untuk mempersiapkan seleksi perguruan tinggi lewat jalur ujian tulis, seleksi bersama masuk perguruan tinggi negri ( SBMPTN ), yang lebih kurang tinggal 20 hari lagi pelaksanaannya, tetapi hati ku ini masih bimbang akan pilihan yang nantinya aku pilih di SBMPTN, akhirnya ku kumpulkan keberanianku untuk meyakinkan ayahku tentang cita-citaku yang ingin menjadi dokter hewan, hasilnya pun sama, tidak disetujui, meskipun ibuku sudah berusaha untuk meyakinkannya tetapi tetap saja ayahku tidak setuju. Aku pun semakin bingung akan masa depanku, tetapi salah seorang teman baikku, mendukungku dan menyemangatiku. Dia selalu memberitahuku kalau semuanya pasti akan berakhir indah pada waktunya. Dia memberiku ide untuk mengumpulkan data-data tentang kisah sukses para dokter hewan, serta prospek kerjanya yang matang. Segala macam aritkel tentang dokter hewan pun aku unduh dan cetak, kemudian aku perlihatkan ke ayahku. Ayahku hanya berkata, apa kau tidak malu ketika banyak teman-temanmu yang sudah sukses, punya rumah mewah, mobil, perusahaan besar, sedangkan kamu hanya akan jadi petugas kebun binatang. setelah mendengar perkataan ayahku tersebut, beberapa tetes air mata pun mengalir dalam wajahku ini, aku pun hanya dapat berkata kepada ayahku, ayah, aku ingin meyakinkan pada dirimu, memang apa yang akan terjadi, jika aku jadi dokter hewan, penghasilanku memang tidak banyak, iya kan. Rumah dan mobilku akan kecil, tapi ayah aku akan merasa sangat , sungguh aku sangat bahagia, kulakukan semua yang kulakukan untukmu kukerjakan dari hatiku, hingga hari ini aku selalu mendengarkan perkataanmu, tolong ayah, hari ini saja, sekali saja, biarkan aku mendengarkan kata hatiku, tolonglah ayah mengerti akan hal itu.

Tiba-tiba dengan keajaiban tuhan, ayah mau mendengarkan perkataanku pada akhirnya Ayah mengijinkanku untuk memilih kedokteran hewan sebagai tujuan hidupku. Setelah mendapatkan ijin dari kedua orang tua, mulailah keinginan saya untuk kembali belajar tumbuh, titik terang yang sebelumnya tertutup rapat, sekarang mulai terbuka dengan lebar. Aku pikir kejadian ini yang paling membuat diriku terguncang, mulai dari ditolak PTN jalur SNMPTN, tidak direstui ayah, dan masih banyak lagi hambatan yang menghampiriku pada masa ini. Setiap hari kugunakan waktuku untuk belajar dan belajar, aku relakan sebentar bisnis usaha online yang aku tekuni sejak kelas XI, karena sedang ingin focus terlebih dahulu di SBMPTN, hari demi hari pun berlalu, aku mencoba untuk tetap fokus belajar dan terus belajar, karena aku sudah menetapkan target di kedokteran hewan UGM.

Tibalah saat pendaftaran SBMPTN, tanpa ragu lagi aku menetapkan pilihan pada Kedokteran Hewan UGM saja, karena saya percaya jika memang tuhan menghendaki saya untuk di Kedokteran Hewan pasti semua itu akan terjadi, dan jikalau tidak, itu sudah merupakan takdir yang tuhan berikan padaku. Tak terasa sudah tanggal 31 mei, hari dimana aku akan berjuang bersaing dengan 700 ribu siswa cerdas Indonesia demi mendapatkan bangku di PTN, dalam hatiku ada rasa optimis dan pesimis, optimisnya karena aku merasa materi yang aku kuasai sudah aku rasa cukup untuk masuk di kedokteran hewan UGM, sedangkan rasa pesimis karena aku melihat adanya persaingan yang sangat ketat untuk masuk PTN, khususnya di UGM yang pada umumnya terkenal dengan kualitas yang mumpuni, serta sangat sulit sekali untuk dapat diterima di universitas tersebut. Tetapi saya selalu yakin, ada tuhan yang akan selalu bersama saya menjawab setiap butir soal yang saya kerjakan. Kukerjakan satu demi satu soal, aku merasa semakin percaya diri karena soal yang bisa aku kerjakan cukup banyak, dan sesuai yang aku prediksi saat belajar di hari-hari sebelumnya, aku pun merasa sangat bahagia dan bersyukur kepada tuhan yang telah memberiku kemudahan dalam menjawab setiap soal Ujian yang ada.

Lebih kurang hampir sama dengan SNMPTN, pengumuman hasil SBMPTN diumumkan satu bulan semenjak tes ujian tulis, SBMPTN akan diumumkan pada tanggal 28 Juni, jam 14.00 WIB, satu hari sebelum pengumuman SBMPTN, aku bermimpi bertemu dengan hamsterku, entah kenapa aku dapat mengetahui apa yang hamsterku katakana kepadaku, hamsterku meninggal satu hari sebelum aku berangkat tes SBMPTN, hal itu juga yang membuatkan semakin termotifasi untuk menjadi dokter hewan, karena pedro terjangkit penyakit yang membuatnya harus meninggalkan dunia ini, pedro berkata kepadaku, kalau mimpimu akan tercapai, meskipun kau tidak dapat menyelamatkan hidupku, tetapi aku percaya kau sangat menyayangiku meskipun aku tidak bersamamu lagi, kau harus berjanji kau akan jadi dokter yang berhati mulia, tidak hanya memandang materi, tolonglah hewan semua hewan yang membutuhkan pertolongan. Dalam mimpi itu akupun hanya berkata ya, aku berjanji kepadamu. Pagi harinya, aku bertanya-tanya, apakah arti mimpiku ini, aku pun menunggu pengumuman SBMPTN sambil mencari apakah arti dari mimpiku tersebut. Tak lama menunggu, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00, kuberanikan diri untuk membuka hasil pengumuman, rasa khawatir menghampiri diriku, aku hanya berharap tidak ingin lagi menerima kegagalan, dan uncapan mohon maaf dari layar monitor laptopku, sambil menunggu, aku pun berdoa, dibelakangku tampak pula ayah dan ibu yang juga mendoakanku semoga kali ini lebih beruntung daripada yang sebelumnya. Tak lama kemudian hasilnya pun muncul, aku sungguh sangat bersyukur kepada tuhan, yang telah mengabulkan semua doaku dan yang telah meninjukkan jalan terang kepadaku. Aku hanya berteriak dan merangkul kedua orang tuaku dan berkata, akhirnya aku diterima di kedokteran hewan universitas gadjah mada. Akupun melihat linangan air mata di wajah ayahku, yang sebelumnya sempat menentangku untuk masuk di Kedokteran hewan, aku pun sempat berfikir, coba bayangin gimana kalau waktu itu aku memilih menyerah dan menagis meratapi kegagalanku di SNMPTN, aku tidak akan bisa sampai disini dan tidak bisa berjuang buat mimpiku. Jadi pesanku jangan menyerah, karena kita terlalu muda untuk menyerah sama kehidupan.

                                                                                              Bagas Putra Pratama

                                                                                                       Kedokteran Hewan UNIVERSITAS GADJAH MADA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.