Hello guys akhirnya gue dapat nulis blog yang berfaedah ( lagi ). Jadi kali ini gue mau cerita tentang pengalaman gue waktu kelas 12 SMA, yang mungkin juga kalian alami saat ini. Jujur waktu gue kelas 12, gue bingung mau ngapain karena banyak pertanyaan yang datang saat itu, gue mulai ditanyaain mau kuliah dimana ?? jurusan apa ?? prospek jurusan tersebut gimana ?? itulah pertanyaan yang sering gue dapet. Karena gue sejak kecil sudah diajar orang tua untuk membuat list keinginan gue yang ingin gue gapai, ya menurut gue hal itu sangat membantu saat ini. Daridulu gue ingin banget jadi seorang Dokter, ya simple si alasannya, karena gue ingin ngilangin penderitaan orang lain dalam hal ini mengobati penyakitnya. Tapi karena gue dari dulu agak merinding sama yang namanya darah ( darah manusia ya ini, kalau hewan mah biasa aja ) ya terpaksa gue kubur mimpi ini dalam-dalam, lebih baik nggak usah dicapai daripada nanti kalau lagi ngoprasi pasien gue pingsan...
Industri perunggasan merupakan tonggak penting dalam penyediaan protein hewani yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Banyak kendala yang dihadapi oleh peternak dalam menjalankan industri ini, terutama dalam mengatasi penyakit. Walaupun perkembangan ilmu pengetahuan dan riset penyakit perunggasan cukup baik di Indonesia, namun akurasi diagnosis menjadi kendala utama penanganan penyakit secara tepat.
Melalui proyek kolaborasi antara staf Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan Faculty of Veterinary and Agricultural Sciences, The University of Melbourne, Australia, tehnologi diagnostik penyakit unggas ingin ditingkatkan. Proyek ini memperoleh dana dari pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Institute, Departement of Foreign Affairs and Trade, Australia dalam judul “Transfer of diagnostic technologies for significant diseases of poultry”.
Staf FKH UGM: Dr.drh. M. Haryadi Wibowo, MP, Dr.drh. Tri Untari, MP, dan drh. Khrisdiana Putri, MP, PhD akan bekerja sama dengan Prof. Glenn F. Browning, Prof. Amir H. Noormohammadi dan Dr. Nadeeka Wawegama, akan mengembangkan tehnologi diagnostik terhadap patogen utama unggas di FKH UGM.
UGM Project Leader, Dr. M. Haryadi Wibowo mengatakan, ‘Keterbatasan tehnologi menghambat akurasi diagnosa...
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta merupakan satu di antara 11 Fakultas Kedokteran Hewan yang ada di Indonesia dengan Akreditasi BAN PT A, ASEAN Uninversity Network (AUN) dan ISO.
Pada Tahun 2017, Fakultas Kedokteran Hewan menerima mahasiswwa sejumlah 176 dengan distribusi wilayah asal sebanyak 20 propinsi yang ada di Indonesia, 2 di antaranya berasal dari daerah terdepan terluar tertinggal di indonesia. Pada tahun sebelumnya berturut-turut 2013 : 22 propinsi, 2014 : 19 propinsi, 2015 : 22 propinsi dan 2016 : 14 propinsi. . Sejumlah 9 mahasiswa di antaranya berasal dari luar negeri yaitu Malaysia. Data 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa pada tahun 2013 menerima 10 mahasiswa, tahun 2014 sebanyak 19 mahasiswa, tahun 2015 sebanyak 4 mahasiswa dan tahun 2016 sebanyak 9 mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang dikembangkan untuk menyelaraskan kurikulum inti maupun kompetensi yang akan dicapai untuk dapat sepadan dengan Fakultas Kedokteran Hewan lain di Indonesia, ASEAN, maupun internasional.
Beasiswa yang ada di Fakultas Kedokteran Hewan ada sejumlah...
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia, menargetkan FKH UGM masuk dalam daftar 10 besar kampus FKH terbaik di Asia Tenggara. Hal itu disampaikan oleh Isrina di hadapan ribuan alumni yang mengikuti kegiatan Reuni Akbar di selasar Kampus FKH UGM, Sabtu malam (16/9).
Isrina mengatakan saat ini FKH UGM sudah mendapat pengakuan akreditasi A dari BAN PT dan mendapat pengakuan akreditasi dari lembaga akreditas AUN-QA. Tidak hanya sampai di situ, FKH tengah mengajukan proses akreditasi internasional dari ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics) untuk Prodi Kedokteran Hewan. “Kita targetkan akreditasi internasional ini FKH makin dikenal secara regional dan internasional sehingga bisa menjadi top ten FKH di tingkat Asean,” katanya.
Di dahapan 1.175 alumni yang hadir, dekan mengharapkan dukungan dari para alumni agar FKH bisa mencapai target tersebut. Menurutnya, tanpa dukungan dari para alumni maka FKH akan sulit maju dan berkembang. “Karena itu kami harus bersinergi dengan para...
Mahasiswa Indonesia saat ini sangat buruk pada masa sekarang terutama di Era globalisasi kini telah merambah masuk di semua sektor kehidupan bangsa indonesia, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap budaya berfikir Mahasiswa indonesia. Saat ini pola berfikir Mahasiswa indonesia yang cenderung (tidak seluruhnya) telah banyak mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane cenderung mencontoh pada perilaku yang negatif. Budaya tersebut tercermin dengan menjadikan budaya barat sebagai sebuah patron dari kemajuan peradaban berfikir manusia. Banyak saat ini generasi muda yang meniru pola kehidupan barat, dengan berbagai gaya dan perilakunya yang negatif dalam kehidupan sehari, atau saat ini dikenal dengan sebutan “anak gaul” dimanakan idealisme kita saat globalisasi merambah masuk dalam sistem kehidupan kita, apakah ini bentuik dari memudarnya pola berfikir generasi muda sebagai penerus bangsa.
Era globalisasi memang tidak bisa di justification selalu membawa dampak yang negatif bagi kita, namun dalam hal ini menurut saya eksistensi dari globalisasi tersebut lebih dominan kearah negatif, banayk contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks...
Education for global citizenship is a framework to equip learners for critical
and active engagement with the challenges and opportunities of life in a
fast-changing and interdependent world. It is transformative, developing the
knowledge and understanding, skills, values and attitudes that learners need
both to participate fully in a globalised society and economy, and to secure a
more just, secure and sustainable world than the one they have inherited
UGM believes that young people’s learning, thinking and actions – both
now and in their adult lives – are integral to the achievement of that more
just, secure and sustainable global future. Therefore, alongside a rigorous
development of global understanding and multiple perspectives, an education
for global citizenship should also include opportunities for young people to
develop their skills as agents of change and to reflect critically on this role.
Around the world there is a growing recognition of the fundamental
importance of educating for global citizenship because:
All learners need a safe space in which to explore complex and controversial
global issues they encounter...
Entah kenapa hal itu tejadi juga
Bagaikan dada yang tertusuk oleh sebuah trisula yang sangat tajam
Begitu sakit yang kurasakan
Kimia, Fisika, dan Geografi
Mengapa harus dikau yang menusuk dada ini
Rasa dendam tak akan menjadikan semuanya lebih baik
Rasa dendam akan membuat masalah yang lebih banyak
Hanya renungan yang bisa aku lakukan untuk menyelesaikan semua ini
Untungnya sakit itu terobati oleh Matematika
Maaf, hanya kata itu yang kusampaikan kepada orang tuaku
Atas semua hasil buruk yang kudapatkan
Belajar, belajar, dan belajar itulah yang harus kutanamkan pada diriku
Tak hanya aku yang menyelasali semua ini
Temanku Andre juga merasakannya
Tetapi masalah yang dia hadapi lebih parah dariku
Baru sekali ini aku melihat dia sampai merenungi kesalahnnya
Dia sempat berkata padaku
Kenapa aku melakukan kesalahan yang fatal ini
Aku menjawab, mungkin memang kita yang salah
Kita kurang teliti mengenai tugas-tugas yang menumpuk
Bagaikan sampah yang menumpuk di jalanan
Kita harus berbenah
Esok senin kita memulai lembaran baru
Perjalanan kita masih panjang
Masih ada hari esok yang lebih baik
Saya mohon maaf pada guru Ipa Biologi SMP saya, Ibu Istiawatiningsih
Beliaulah yang telah membimbingku
Membimbingku mengenal, apa itu sel,jaringan...